Salah satu kebiasaan mereka yang sukses adalah adalah kemampuan untuk menerima kegagalan dan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Sebagian besar orang memiliki kesan bahwa orang yang sukses tak pernah gagal dan mereka tak pernah merugi. Akibatnya, kebanyakan orang takut gagal dan berpaling dari mereka yang telah terjatuh. Kesan ini adalah bohong dan penyimpangan fakta amat besar yang akan menghalangi orang dari keberhasilan mendapat kekayaan.
Sesungguhnya setiap orang akan menemui kegagalan pada satu tidak atau saat lainnya. Pada kenyataannya, para miliuner lebih sering mengalami kegagalan daripada orang lain karena mereka mengambil begitu banyak tindakan. Saya telah melakukan kesalahan bodoh yang tak terhitung banyaknya, kehilangan banyak uang, dan sering sekali gagal sehingga lupa berapa kali. Jadi, garis bawahi kata-kata saya, Anda akan mengalami kegagalan berkali-kali sebelum mengecap kesuksesan. Hal yang paling penting adalah bagaimana Anda menangani kegagalan. Ini adalah kebiasan penting yang membedakan antara mereka yang sukses dan mereka yang hidupnya jalan di tempat.
Berdasarkan cara menanggapi kegagalan, orang digolongkan ke dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama akan merasa amat kecewa dengan kegagalannya, sehingga mereka menyerah begitu saja! Mereka akan mengatakan, “Saya telah mencobanya tetapi gagal” atau “Saya telah mencoba berinvestasi tetapi tidak berhasil.”
Mereka melihat kegagalan sebagai akhir dari sebuah permainan, sebagai vonis final bahwa mereka tak ditakdirkan untuk berhasil. Mereka memberikan alasan-alasan seperti “Mungkin saya memang tak cukup baik” atau “Pekerjaan ini memang terlalu sulit”. Pernahkah Anda memberikan tanggapan seperti ini sebelumnya? Seperti sudah diduga, cara memberikan tanggapan seperti ini akan memupus begitu banyak mimpi.
Kelompok kedua tidak mudah menyerah. Ketika tak mencapai tujuannya, mereka akan berkata “Saya akan mencoba lagi. Ayo jangan menyerah.” Maka mereka mencoba bisnis yang lain. Apabila mereka merugi ketika berinvestasi di pasar saham, mereka tak akan kapok untuk membeli saham yang berbeda. Akankah pada akhirnya mereka berhasil? Jawabannya “Tidak”. Mengapa? Kelompok ini memang mencoba lagi dan lagi, tetapi mereka tak mengubah strateginya. Mereka terus melakukan kesalahan yang sama, melakukan hal sama berulang kali. Sudah pasti, mereka akan terus mendapat hasil yang mengecewakan juga. Jadi, apa yang terjadi setelah sekian lama? Mereka akan merasa sangat frustasi dan lelah sehingga memutuskan untuk berhenti mencoba. Beberapa diantaranya bahkan mulai pasrah pada ketidakmampuan dan takut untuk memimpikan sesuatu yang lebih baik. Apakah Anda pernah melihat orang-orang yang terjebak dalam perangkap seperti ini? Atau, Anda pun pernah mengalaminya?
Sukses adalah hasil dari penilaian yang bagus. Penilaian yang bagus adalah hasil dari pengalaman. Pengalaman adalah hasil dari penilaian yang buruk
– Anthony Robbins
Para orang sukses melihat dan memahami kegagalan dengan cara yang amat berbeda. Ketika mereka tak berhasil mencapai tujuannya, para miliuner tak melihatnya sebagai sebuah kegagalan. Sebaliknya, mereka justru menganggapnya sebagai sebuah pengalaman belajar! Bagi mereka, kegagalan bukanlah sebuah akhir, melainkan hanya sebuah jalan memutar. Mereka melihatnya sebagai sebuah umpan balik bahwa mereka tak menggunakan strategi yang tepat. Mereka akan mengambil umpan balik ini, belajar dari pengalaman, dan mengubah strategi mereka! Apabila perubahan strategi masih belum membuahkan hasil, sekali lagi mereka akan mendapatkan umpan balik, mengubah strategi mereka, dan mengambil tindakan lagi. Mereka akan terus melakukan hal ini hingga mereka memperoleh hasil yang diinginkan! Mereka akan melakukan apapun SAMPAI mereka berhasil. Dengan melakukan hal ini, mereka mampu mengubah kegagalan menjadi keberhasilan!
Kebijakan saya adalah belajar dari masa lalu, fokus pada masa sekarang, dan memimpikan masa depan. Saya seorang yang sangat yakin untuk belajar dari kegagalan. Sering kali masa-masa tersulit dapat berubah menjadi keuntungan bagi pihak Anda, hidup saya adalah pembelajaran tentang semua itu – Donald Trump, setelah mengubah utang sebesar $935 juta menjadi kekayaan senilai $3,7 miliar.
Jarang sekali ada miliuner yang berhasil meraih sukses pada upaya pertama. Banyak dari mereka yang justru mampu mewujudkan mimpi-mimpi finansialnya setelah dari pengalaman dan kegagalan berulang. Namun, banyak yang setuju bahwa jika bukan karena “belajar dari pengalaman” tersebut, mereka tak akan pernah menemukan jalan keluar untuk mencapai hasilnya. Sim Wong Hoo, pendiri Creative Technologies, baru menemukan keberhasilan setelah terhadang berbagai kegagalan. Gagasan pertamanya adalah membuat dan menjual Cubic CT, PC (personal computer) multimedia pertama di dunia. Setelah menghabiskan waktu yang tak terhitung lamanya dan investasi bernilai ratusan ribu dolar untuk produk itu usahanya berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan. Alih-alih menyesali diri dan mencari-cari alasan, ia justru melihatnya sebagai sebuah umpa balik bahwa pasar belum siap untuk produknya. Cubic CT dianggap terlalu mahal dan terlalu rumit untuk masanya. Apa yang ia lakukan? Ia kembali mengubah strateginya. Pada akhirnya, setelah berkali-kali terempas kegagalan, ia muncul dengan gagasan tentang sebuah sound card yang berbiaya rendah bernama “Sound Blaster”. Gagasannya kali ini mengubah kali ini mengubah Creative Technologies menjadi perusahaan global bernilai miliaran dolar. Anda lihat, apa yang Anda butuhkan hanyalah SEBUAH gagasan hebat yang akan mendatangkan keberhasilan. Namun, SEBUAH gagasan yang hebat itu jarang sekali datang di kesempatan pertama. ia hanya muncul setelah setumpuk gagasan yang buruk.
Contoh lain yang tidak pernah gagal memberi inspirasi kepada saya tentang merubah kegagalan total menjadi sukses besar adalah kisah Steve Jobs, pendiri dan CEO Apple Computer saat ini, Steve merupakan salah satu pendiri Apple pada tahun 1979 ketika usianya masih 21 tahun. Dalam waktu empat tahun, perusahaanya telah terdaftar di bursa saham dan Steve telah memiliki kekayaan senilai US$217 juta pada saat berusia 25thn.
Seiring dengan pertumbuhan fenomenal Apple, diputuskan bahwa perusahaan ini harus memperkejakan manajemen profesional untuk menjalankan organisasinya yang besar. Maka pada tahun 1983, Steve mengangkat John Scully sebagai CEO. Namun, selama dua tahun CEO dan para direktur Apple tidak dapat bekerja sama dengan Steve Jobs (ia di kenal sebagai manajer yang tak mudah ditebak dan emosional) dan membebaskan Steve Jobs dari seluruh tugas-tugasnya yang memaksanya untuk berhenti dari perusahaan yang didirikannya dengan kegagalan dan rasa malu. Lebih parah lagi, Apple bahkan menuntutnya dengan dakwaan telah melalaikan tugas.
Ketika semua orang dalam dunia bisnis telah menghapus namanya, Steve yang memiliki pola pikir seorang miliuner, mengambil peristiwa ini sebagai sebuah pengalaman yang amat besar dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk memulai sebuah perusahaan baru yang lebih baik diberi nama NeXT Computers. Steve percaya bahwa ia dapat membuat perangkat lunak dan keras yang lebih baik ketimbang yang diproduksi oleh Apple. Apakah ia berhasil? Sayangnya, divisi perangkat keras NeXT menuai kegagalan besar. Tak gentar, ia kembali menganggapnya sebagi sebuah umpan balik dan selanjutnya mendirikan Pixar Animation Studios, yang menuai keberhasilan besar dalam menciptakan terobosan pertama berupa film animasi yang sepenuhnya digital “Toy Story”.
Baca juga: Kebohongan Terbesar Yang Pernah Diceritakan Tentang Kekayaan
Sementara itu, pada tahun 1995 Apple Computer berada di ambang kebangkrutan karena salah pengelolaan dan kurang inovasi produk. Perusahaan ini menderita kerugian sebesar $800 juta hingga $1 miliar setahun dengan harga sahamnya turun dari $18 ke $3,80. Keyakinan bahwa ia mampu menyelamatkan Apple membawa Steve Jobs kembali keposisi CEO dengan bayaran nominal hanya $1 (ia melakukan ini semata-mata karena gairahnya.. Ketika Steve mengambil alih, ia memecat seluruh eksekutif yang dinilai tidak produktif dan memimpin peluncuran produk-produk revolusioner iMac, iPod, dan iTunes. Sistem operasi (operating system atau OS) revolusioner yang sempat ia bangun di NeXT kembangkan lebih lanjut menjadi Mac OS X yang amat populer. Hasil dari produk-produk yang sukses ini, Apple mampu mengembalikan kerugiannya yang sebesar $1 miliar menjadi, keuntungan senilai $1,3 miliar pada tahun 2005. Harga sahamnya pun membubung tinggi dari $3,80 menjadi $75! Mengingat masa lalu, Steve sadar bahwa jia ia tak pernah dipecat dari Apple, ia tak akan pernah mendirikan NeXT dan Pixar Animation. Tanpa Pixar, ia tak akan pernah menjadi seorang perintis dalam bidang animasi digital dan tanpa perangkat lunak NeXT yang dikembangkannya, Apple tidak akan pernah memiliki sistem operasi Mac OS X yang membuat Apple sukses besar sekarang. Oleh karena alasan inilah banyak miliuner yang percaya bahwa “segala sesuatu terjasi karena sebuah alasan dibaliknya” dan bahwa “kesengsaraan sering kali merupakan kesempatan yang tersamar” Asalkan Anda belajar dari pengalaman dan terus mengambil langkah yang konsisten!